Tema :
Karya Inovasi dan kualitas Diri
Tanggal :
15 April 2020 ( Pertemuan 7 )
Waktu :
19.00 – 22.30 WIB
Narasumber :
Tri Agus Cahyono, M.Pd.
Moderator :
Om Jay
Pada hakekatnya sebuah karya inovasi adalah puncak dari
proses belajar seseorang.
Sesuai taksonomi Bloom yang direvisi Krathwool :
Mengingat ; Memahami; Menerapkan; Menganalisis;
Mengevaluasi; Menciptakan ( tingkat berpikir C1- C6 ), maka Karya Inovasi
adalah tahapan puncak dari proses berpikir ini. Jangan sampai kita berinovasi
tetapi :
- Tidak tahu ilmunya
- Tidak faham maksudnya
- Tidak pernah menggunakan
- Tidak bisa menganalisis
bagian-bagiannya
- Tidak bisa menilai
kelebihan dan kekurangannya.
Menciptakan Karya Inovasi harus belajar menguasai materi
keilmuan karya tersebut. Penilaian lomba bukan sekedar bagaimana karya tersebut
tetapi bagaimana kualitas inovatornya ditelisik lewat presentasi.
Bagaimana belajar meningkatkan kualitas diri dan menciptakan
karya ? Adalah dengan bekerja keras, belajar pada saat mengajar, sebab memilih
bidang yang akan kita inovasi kuncinya APIK ( Asli, Perlu, Inovatif dan
Konsisten ).
Contoh : Media Planetarium Bekam ( Globe berkamera ). Ini
adalah hasil ketidakpuasan terhadap media konvensional, anak-anak kurang
termotivasi disebabkan materi.
Setiap karya seperti ini perlu dianalisis kekurangan dan
kelebihannya.
Menurut Pak Tri, kelebihan dari sebuah karya bukanlah dari
sifat modern atau tradisionalnya tetapi lebih kepada kebermanfaatan, ide dan
kemudahan untuk digunakan orang lain.
Kuasai Inovasi dengan menemukan hal baru, menyempurnakan
yang lama dan terapkan APIK.
Dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru, upayakanmeminimalkan
administrasi lebih ke hal-hal yang aplikatif, utamakan yang penting-penting
saja.
Karya tulisan yang paling bagus ialah karya pengembangan (
Research and Design ), jika tidak bisa lebih baik best practise.
Tidak perlu banyak fungsi tetapi berpengaruh dan mempunyai
rentetan keberhasilan dalam menyelesaikan masalah.
Dalam berinovasi jangan memikirkan masalah yang bersumber
dari luar seperti lingkungan sekolah, sarana prasarana dan lain-lain tetapi
fokus pada kompetensi diri, itulah yang memudahkan menemukan hal-hal penting.
Tingkatkan kualitas diri untuk karya yang berkualitas.
Oleh
: Bernad Thino Kalua, S.Pd.
SMK
Kristen Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan
No comments:
Post a Comment